Selasa, 15 Juli 2008

"Taman Rindang" di ruang hati



Kemarau, kering, gersang dan panas adalah sebuah fenomena alam yang siklusnya akan selalu datang pada setiap masa.
Betapa manusia banyak direpotkan oleh datangnya musim itu. Akibat buruk yang ditimbulkanpun membuat manusia kalang kabut menanggungnya. Sumber-sumber mata air mengering, tumbuh-tumbuhan panas meranggas, tanah tempat berpijak pecah merekah. Tangis pilu petani menyayat hati, panen yang lama dinanti tak jua bisa dinikmati.
Oleh karenanya, seiring datangnya siklus musim, membuat manusia dengan cerdas mengantisipasi bilamana saat musim tertentu tiba. Bila datang musim hujan, padi ditanam melimpah, lumbung-lumbung padi penuh terisi. Air ditampung dengan segala daya upaya agar tak sampai dahaga mendera.
Ironinya, ada satu fenomena yang sering luput kita cermati, yaitu kemarau dan tandus pada ‘taman hati’. Padahal akibat yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat. Tandusnya hati tentu akan melemahkan akar-akar kejujuran, menggugurkan helai demi helai daun-daun keikhlasan dan melayukan bunga-bunga kesabaran dan bahkan dapat mematikan rasa ‘khauf’ pada Illahi.
Panas dan keringnya ‘taman hati’ dengan mudah menyulut api ujub, riya dan takabur. Kobarannya akan mudah merembet dan melalap segala amalan yang ada.
Hati yang mengalami kemarau tentu akan menjadi tandus dari rasa cinta (yang sejati tentu hanya miliki Illahi).
Gersangnya ‘taman hati’ tak pula cepat dicari cara untuk merindangkan kembali, sebab kita sering sibuk mengamati rumput-rumput kering yang ada ditaman tetangga. Dan sebatas menikmati indanya taman rindang milik orang lain. “taman hati” yang kita miliki sering tak rapi terawat, padahal ia sangat butuh sentuhan lembut tangan pemiliknya. Ia menunggu rajin disiram dengan air keimanan, dan dipupuk dengan cinta kasih pada sesama.Dan terus ditanami dengan tunas-tunas kebaikan. Dan sebaik-baik penjaga dan perawat 'taman hati' adalah masing-masing diri dengan pertolongan Allah tentunya.

Ya allah..

Bila 'taman hati'ku kering, beri kesempatan aku merawatnya kembali..

Ampuni daku yang sering lalai menyiangi rumput-rumput liar kemalasan dan kesombongan pengganggu bagi kesuburan pohon-pohon iman ditaman hatiku.

Ya Rabb ya Rahman...

Pemilik seluruh taman, andai aku boleh memiliki taman-Mu,

Izinkan taman Firdaus ada di 'taman hati' ku...


"Hidup adalah sebuah kenyataan, dan mati adalah satu-satunya jalan pulang, maka iman dan taqwa adalah pilihan"


al-faqiir

Zumroti Trihastuti

Tidak ada komentar: