Kamis, 24 Juli 2008

Makna Kumis


Lagi duduk santai di depan sebuah perpustakaan, di Canberra, tiba-tiba seorang bule menghampiriku. "Anda Emha Ainun Najib ya?" sapanya penuh rasa hormat. Sesaat aku terperanjat. Sekelebatan muncul pula rasaku tersanjung. "Wow, aku identik dengan Emha?" tanyaku dalam benak. Belum sirna rasa kaget, sepontan aku menjawab: "Bukan. Aku hanya pengagumnya. Seperti anda juga." Aku mencoba berempati. Ia tampak masih belum percaya atas bantahanku. Mencoba mendesak, ia lalu menjelaskan Emha yang iamaksud. Aku yakinkan dia bahwa aku juga kenal Emha. Kuulangi aku pengagumnya. Kuyakinkan lagi Emha yang iamaksud itu bukan aku.

Meski dugaannya meleset, si bule ini tidak segera beringsut. Ia tetap ngobrol denganku. Obrolan empat mata kemudian berlanjut tentang serba-serbi budaya Indonesia. Ternyata memang ia seorang student kebudayaan Indonesia yang ke depan bercita-cita menjadi seorang indonesianist.

Hai, kawan-kawan, tolong periksa gambarku ini. Memangnya apanya sih dari wajahku ini yang identik dengan Emha? Dagu, pipi, jidat, mata, atau hidung peseknya? Rambut gondrong, jenggot, atau kumisnya? Bila bicara kumis, apakah ada gunanya untuk memahami "instruksi" Bapak kita, Pak Kyai Hamam, kepada kita saat kelas enam, untuk mencukur kumis? Ingat nggak tahun 1986? Kala itu, aku bingung memahami perintah "nyeleneh" dari kyai yang sangat kuhormati ini. Santri kok diperintah untuk mencukur kumis. Aku juga pernah berusaha mengaitkan kasusku di Canberra tadi dengan perintah kyai ini. Apa memang ada hikmah rahasia ya?

Best.
Dindin
Bandung

4 komentar:

sahara mengatakan...

Din, memandangi fotomu dengan model rambut, jenggot dan kumis yang kamu biarkan subur menghiasi wajahmu, aku sebagai kawan lama bahkan hampir tidak percaya. apa benar itu kamu. Sebab yang tercatat dimemori ingatanku tentang kamu adalah sebuah sosok tenang, dengan penampilan yang lumayan rapi. Tapi aku sadar, 25 th tentu sudah sangat membentuk seseorang pada pencarian jati diri dalam segala aspeknya. Kebebasan pada pencarian itu bisa aku intip dari cara kamu berpenampilan sekarang ini.
Kalau menurutku, penampilan boleh berubah menurut selera orang, dan ia merasa nyaman tanpa tekanan. Termasuk kumis. Siapapun boleh memelihara atau mengenyahkan dari wajahnya kapan dia mau dan ingin. Identitas diri aku rasa lebih ditekankan pada pola fikir, sikap dan laku seseorang.Bukan pada jenggot, kumis atau rambut seseorang.
Adapun perintah kyai untuk mencukur kumis para santriwan kala itu, kufikir hanya sebuah himbauan seorang guru untuk muridnya akan sebuah kerapian semata.
Tapi apapun itu, tentu ada maksud2 indah tersembunyi dibalik perintah guru.Sekarang kita ibarat anak panah yang sudah dilepas dari busurnya, melesat pada sasaran yang kita impikan...semoga kemanapun kita menancap....muaranya tetap pada ridlo Illahi, amin.
Oh ya tentang kemiripanmu denga cak nun, kalau menurutku bukan pada wajahmu, tapi pada apa yang ada di balik kepalamu...bagaimana ? setuju nggak ?

sahara mengatakan...

Ini komentar siapa ya? Terima kasih banget atas komentar konstruktifnya. Aku senang. Meski aku lalu meraba dada, saat disebut kemiripan isi kepala dengan Cak Nun. Perlu kutambahkan, itu foto tahun 1994 silam. Kini wajahku tidak seperti itu lagi. Terima kasih, jazakumullah.

yuni... mengatakan...

Makna kumis? orang Arab tradisional menganggap kumis itu simbol Islamy dan maturity. Ketika tidak berkumis di Arab, akan mudah ditebak itu anak-anak atau mudah jadi sasaran gay. Tapi kyai nyuruh potong kumis? Mhhh, radikal! Aku suka beliau. Pak kyai selalu meretas simbol-simbol yang konvesnsional bahwa orang Islam bersarung dia acak dengan celana panjang dan dasi, perempuan solihah tidak harus berkerudung dan pakai baju renang juga merdeka, cowok berkumis yang orang pikir simbol alim, disuruh buang juga. Pokoknya, kyai manusia beyond simbol dan identitas baku!! Kerrrreeeeennn. Tapi untuk kak Dindin mah apa aja kerreeeennnn. Salam dari adik angera yang ciri khasnya bandel-bandel: Yunich

setyo mengatakan...

Potong kumis itu maksudnya biar gak sama dg org non muslim.. Jati diri wong muslim itu ngingu jenggot. Yaa anda sekalian sudah bisa menggali sumber yg shohih. insya Allah. dari pak tio 081374554885 (sms only).